wartainsight.com-Bakal calon gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menggelar pertemuan dengan keluarga besar Persekutuan Gereja-Gereja Pentakosta Indonesia (PPGI) dan Persekutuan Gereja-Gereja dan Lembaga-Lembaga Injili Indonesia (PGLII) Jawa Timur di Surabaya. Pertemuan yang dihadiri oleh 40 pendeta dari berbagai daerah ini bertujuan untuk membangun kemitraan harmonis demi kedamaian dan kesejahteraan masyarakat Jawa Timur. Pada minggu (04/08/2024)
Dalam kesempatan tersebut, Khofifah menekankan pentingnya menciptakan pemahaman bersama atau “meeting of mind” di antara semua pihak. Menurutnya, dengan adanya mutual understanding, proses pencarian solusi akan lebih mudah, dan akan muncul kepercayaan dan saling menghormati yang diperlukan untuk menciptakan harmoni.
Khofifah juga menegaskan bahwa keberagaman Indonesia merupakan kekuatan yang harus diimbangi dengan keseimbangan dan saling menguatkan. Ia menambahkan bahwa Jawa Timur harus menjadi pusat gravitasi, terutama setelah Ibu Kota Negara (IKN) mulai berfungsi. Dengan sektor pendidikan dan kesehatan yang sudah memenuhi standar internasional, Jatim diharapkan dapat memainkan peran penting sebagai ibu kota de facto.
Dalam pidatonya, Khofifah juga mengingatkan pentingnya stabilitas di Jatim, terutama di tengah pergantian pejabat seperti Kapolda, Pangdam V Brawijaya, Kajati, Pangdivif 2 Kostrad, dan Pangko Armada II. Ia menegaskan bahwa kemitraan harmonis sangat diperlukan untuk menyelesaikan masalah ketimpangan percepatan pembangunan antara wilayah utara dan selatan Jatim.
Khofifah mencatat bahwa meskipun sudah ada upaya untuk memajukan wilayah selatan melalui proyek seperti kawasan Selingkar Wilis, masih ada tantangan besar dalam percepatan pembangunan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Salah satu pencapaian yang dibanggakan adalah pembukaan kampus King’s College London (KCL) di KEK Singhasari Malang pada September 2024. Kampus ini akan menawarkan program studi di bidang digital economy dan digital future.
Khofifah menegaskan pentingnya peningkatan kualitas SDM di Jatim untuk mengimbangi pesatnya perkembangan industri manufaktur, yang telah mencapai 35% dari total nasional. Ia mengajak semua pihak untuk bergandengan tangan dalam menjaga stabilitas dan mewujudkan kemajuan pembangunan di Jawa Timur.