Wartainsight.com-Praktisi hukum sekaligus politikus Partai Golkar, Henry Indraguna, menilai bahwa aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) yang berujung ricuh mengganggu ketertiban umum.
Henry menekankan bahwa bentuk aksi demo yang penuh kekerasan seharusnya tidak dipertunjukkan, terutama di tengah kepemimpinan Presiden Joko Widodo yang dinilai sangat demokratis.
“Model aksi kekerasan tidak seharusnya dipertontonkan, karena hal ini bukan solusi untuk memecahkan masalah bangsa yang semakin kompleks,” ujar Henry.
Dia menambahkan bahwa aksi kekerasan malah cenderung tidak mendapatkan simpati atau empati dari masyarakat dan sering kali malah dicemooh.
Henry juga mengingatkan bahwa sebagai kaum intelektual, mahasiswa seharusnya mampu menawarkan ide, gagasan, dan solusi konstruktif untuk perbaikan bangsa. Kericuhan yang terjadi hanya akan menambah rasa apatis di masyarakat dan mengurangi perhatian publik terhadap isu-isu yang diangkat.
Henry juga meminta mahasiswa untuk tidak terjebak dalam permainan politik elit dan menilai kinerja Presiden Jokowi secara objektif. “Penilaian terhadap kinerja Presiden Jokowi harus komprehensif agar dapat melahirkan penilaian yang kritis, objektif, dan solutif,” tegasnya.
Menurut Henry, BEM SI tampaknya terbawa dalam permainan politik tingkat tinggi dengan mengangkat isu-isu yang tidak terbukti, seperti cawe-cawe dalam Pilpres 2024, upaya pembungkaman kebebasan pers, serta masalah dwi fungsi TNI/Polri dan pelemahan MK.
Dia mengimbau BEM SI untuk mengkaji kembali isu-isu tersebut dan mengkritisi dengan cara yang lebih bijak, elegan, dan bermartabat.