April 12, 2025

Pemkot Surabaya Gelar Mitigasi dan Sosialisasi Gempa Megathrust

WartaInsight,com- Potensi gempa di zona Megathrust Selat Sunda dan Mentawai-Siberut kembali menjadi perhatian publik setelah gempa Megathrust Nankai di Jepang. Menanggapi hal ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya telah mengambil langkah mitigasi dan sosialisasi terkait potensi gempa tersebut.

BMKG menegaskan bahwa informasi tentang potensi gempa megathrust yang beredar bukan merupakan prediksi atau peringatan dini, melainkan upaya mitigasi yang dilakukan.

Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, menyampaikan bahwa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Surabaya telah melakukan upaya mitigasi dan sosialisasi kepada masyarakat selama beberapa tahun terakhir, terutama sejak terdeteksinya sesar yang melintas di wilayah Surabaya.

“Sejak ada sesar, mitigasi sudah dilakukan. BPBD sejak dulu dan sampai saat ini terus melakukan sosialisasi terhadap hasil mitigasi terkait sesar dan gempa yang ada,” ujar Eri pada Minggu (18/8/2024).

Eri menjelaskan bahwa BPBD Surabaya terus melakukan sosialisasi terkait mitigasi gempa kepada masyarakat, termasuk cara penanganan saat gempa terjadi dan langkah-langkah yang harus diambil saat menghadapi gempa pertama kali.

“Sosialisasi ini melibatkan berbagai pihak yang lebih mengetahui tentang gempa, termasuk kemungkinan jalur gempa yang mungkin akan melalui Surabaya dan area yang paling terdampak. Semoga tidak terjadi di Surabaya,” tambahnya.

Edukasi kebencanaan juga rutin dilakukan melalui simulasi bencana yang diadakan di lingkungan pendidikan, kesehatan, perkantoran, pusat perbelanjaan, apartemen, rumah susun, dan perkampungan masyarakat.

Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Surabaya, Yanu Mardianto, menyebutkan bahwa pihaknya telah mengambil langkah-langkah antisipasi dan penanggulangan bencana, termasuk pembentukan Kelurahan Tangguh Bencana.

“Kami sudah melakukan sosialisasi dan simulasi di 153 kelurahan terkait program Kelurahan Tangguh Bencana. Ini berarti setiap kelurahan memiliki perwakilan yang telah kami latih terkait edukasi kebencanaan, khususnya gempa bumi,” jelas Yanu.

Yanu menambahkan, edukasi yang diberikan mencakup sikap dan tindakan yang harus dilakukan saat terjadi bencana, mengingat durasi maksimal gempa biasanya hanya sekitar 10 detik.

Masyarakat yang berada di dalam ruangan atau bangunan tinggi diminta untuk tetap tenang sambil mengambil langkah-langkah keselamatan, seperti berlindung di bawah meja atau menuju sudut bangunan sambil melindungi kepala.

“Kami berharap masyarakat tetap tenang dan waspada. Mereka dapat mengikuti perkembangan informasi yang disampaikan oleh BMKG dan Command Center 112 agar terhindar dari penyebaran informasi hoaks yang bisa menimbulkan kepanikan,” ujar Yanu.

Jika terdengar suara sirine atau tanda darurat di dalam bangunan, masyarakat diimbau untuk tidak mengabaikannya, baik di lingkungan pendidikan, kesehatan, perkantoran, pusat perbelanjaan, maupun bangunan tinggi.

Di sekolah, anak-anak juga diberikan simulasi mengenai tindakan yang harus diambil saat terjadi bencana hingga proses evakuasi. BPBD menyarankan agar sekolah menggunakan lonceng atau bel sebagai tanda, serta mengumumkan melalui ruang guru agar siswa segera berlindung dan melakukan evakuasi.

Selain itu, BPBD Surabaya juga telah melatih perwakilan warga di setiap kelurahan, yang nantinya akan menjadi pionir dalam menyampaikan pengetahuan tanggap darurat kebencanaan kepada warga lainnya.

Scroll to Top