April 19, 2025

Pengamat Memproyeksikan Hasil Pilgub Jatim 2024 Akan Sejalan dengan Pilpres

WartaInsight.com- Pasangan Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak diperkirakan akan memperoleh suara terbanyak dalam Pilgub Jatim 2024. Khofifah-Emil dinilai memiliki kekuatan yang cukup untuk menghadapi kompetisi lima tahunan ini.

Direktur Eksekutif Kajian Politik Nasional (KPN), Adib Miftahul, mengungkapkan bahwa beberapa faktor penting menjadi kekuatan utama Khofifah. Pertama, dalam pemilihan kepala daerah, masyarakat lebih memandang figur calon daripada partai politik.

“Figur akan dinilai berdasarkan popularitas, elektabilitas, dan penerimaan di masyarakat, serta rekam jejak kinerja mereka. Khofifah lebih diunggulkan karena memiliki pengalaman yang lebih banyak dibandingkan dengan Tri Rismaharini dan Luluk Nur Hamidah. Selain itu, Khofifah juga matang secara organisasi dengan pengalaman sebagai anggota DPR, menteri, dan gubernur. Rekam jejak ini tidak dimiliki oleh dua pesaingnya. Risma, meski mendekati, hanya memiliki pengalaman sebagai walikota dan menteri,” jelas Adib saat dihubungi pada Rabu (4/9/2024).

Menurut Adib, jika Khofifah mampu menggabungkan kekuatan figur yang dominan dengan dukungan mesin partai, maka peluang kemenangannya akan semakin besar. Sementara itu, Risma merupakan pesaing terdekat, tetapi tidak didukung oleh calon wakil gubernur yang dapat mendongkrak suara basis elektoralnya. Berbeda dengan Khofifah yang didukung Emil Dardak, yang dapat menarik suara signifikan terutama dari kalangan muda Gen Z. Risma, di sisi lain, hanya memiliki dukungan dari wilayah Arek karena pengalaman sebelumnya sebagai Walikota Surabaya.

Adib juga menambahkan bahwa meskipun ada anggapan suara NU mungkin akan terpecah, hal tersebut tidak akan berdampak signifikan. “Dalam Pilkada, figur calon lebih dominan daripada partai. PDIP dan PKB mungkin memperoleh suara besar dalam Pileg, tetapi situasinya berbeda dalam Pilkada. Pada Pileg, suara caleg secara otomatis mendongkrak suara partai, sedangkan Pilkada hanya fokus pada figur calon,” terangnya.

Adib memprediksi bahwa suara Pilpres kemarin akan sejalan dengan hasil Pilkada. Dengan dukungan koalisi KIM, representasi Khofifah adalah Prabowo-Gibran, dan dia juga didukung oleh Muslimat NU yang dapat diandalkan.

Sebaliknya, klaim Luluk tentang suara utuh PKB diragukan. Meskipun identitas politik NU dari masing-masing kandidat cukup kuat, pemilih nahdliyin juga bersifat rasional. “Ketiga kandidat memiliki identitas politik NU yang kuat, tetapi pemilih nahdliyin juga rasional. Khofifah sebagai petahana memiliki keunggulan politik teknokratik dengan visi-misi serta program yang nyata dan realistis untuk masyarakat Jatim,” tambahnya.

Dengan demikian, Adib menilai bahwa ancaman terbesar bagi Khofifah hanya berasal dari Risma. Namun, ancaman tersebut tidak dianggap serius karena Risma hanya populer di wilayah Arek dan tidak didukung oleh calon wakilnya seperti Emil Dardak.

Scroll to Top