November 15, 2024

Sejarah Uang Majapahit dan Penggunaannya di Masa Kini

WartaInsight.com- Majapahit, salah satu kerajaan maritim terbesar di Nusantara pada abad ke-14 hingga 15, terkenal tidak hanya karena kekuatan militer dan kebijakan politiknya yang maju, tetapi juga karena sistem keuangannya yang canggih. Salah satu bentuk kecanggihan tersebut terlihat dari mata uang yang digunakan saat itu. Sebelum hadirnya uang kertas, alat tukar yang digunakan adalah koin logam.

Berbagai kerajaan di Nusantara menggunakan uang koin sebagai alat tukar resmi, dan salah satu koin populer pada masa kejayaan Majapahit adalah uang gobog. Koin ini digunakan dalam berbagai transaksi, baik untuk perdagangan antar warga maupun sebagai alat pembayaran pajak kepada kerajaan.

Sejarah Mata Uang Majapahit

Menurut laman resmi Museum Bank Indonesia, Majapahit meninggalkan uang gobog yang terbuat dari tembaga. Koin ini diyakini beredar antara abad ke-14 hingga ke-16. Selain sebagai alat pembayaran, gobog sering dianggap sebagai benda keramat dengan nilai spiritual.

Gobog, yang juga dikenal sebagai uang picis, memiliki berbagai ukiran seperti ular, burung, ayam, perahu, dan bendera. Koin ini berbentuk bulat tidak beraturan dengan lubang segi empat di bagian tengahnya. Secara fisik, desainnya mirip dengan koin dari China, dengan lubang berbentuk persegi di tengah koin yang pipih dan melingkar. Diameter koin umumnya sekitar 5 sentimeter, dan terbuat dari campuran tembaga dan timah.

Beragam denominasi koin ini mempermudah perdagangan dalam skala besar di wilayah kekuasaan Majapahit, yang meliputi Jawa, Sumatra, Semenanjung Malaya, hingga sebagian Filipina. Penggunaan mata uang ini bukan hanya memudahkan transaksi internal, tetapi juga memperkuat posisi Majapahit sebagai pusat perdagangan utama di kawasan tersebut. Mata uang ini sering menampilkan simbol kekuasaan dan lambang agama Hindu-Buddha yang dominan saat itu.

Penggunaan di Masa Kini

Meskipun kejayaan Majapahit berakhir pada abad ke-16, beberapa artefak mata uang dari masa tersebut masih dapat ditemukan dan disimpan di berbagai museum di Indonesia. Nilai historisnya membuat mata uang Majapahit menjadi subjek studi yang menarik bagi numismatikawan dan sejarawan.

Selain itu, pengrajin logam di beberapa daerah, terutama di Jawa dan Bali, masih memproduksi gobog untuk keperluan sesajen, upacara adat, serta jimat. Di era modern, beberapa koin Majapahit yang langka terkadang muncul di pasar kolektor. Berdasarkan berbagai sumber, uang peninggalan Majapahit sering ditemukan di situs marketplace dengan kisaran harga mulai dari Rp 20 ribu hingga Rp 5 juta per keping, tergantung pada nilai sejarahnya.

Keberadaan mata uang ini mencerminkan nilai historis dan kekayaan budaya yang dimiliki Indonesia. Upaya untuk melestarikan dan mempelajari lebih lanjut tentang mata uang serta artefak lainnya dari masa kejayaan Majapahit terus berlangsung, seiring dengan diskusi mengenai pengembangan kembali warisan budaya Majapahit.

Mata uang Majapahit bukan hanya mencerminkan kemajuan ekonomi pada zamannya, tetapi juga menjadi bagian integral dari warisan budaya Indonesia. Dengan pelestarian dan studi yang berkelanjutan, kita dapat memahami peran pentingnya dalam sejarah ekonomi dan kebudayaan Nusantara. Sebagai artefak bersejarah, uang Majapahit tetap menjadi bukti nyata kejayaan masa lalu yang tak terlupakan.

Scroll to Top